Browsing Tag

street photographer

© Baskara Puraga
Artikel, Interview, Street photography,

Street Photographer Interview : Baskara Puraga

Sebelumnya silahkan perkenalkan diri anda ?

Perkenalkan nama saya baskara Puraga Somantri, biasa dipanggil Aga. Sehari-hari saya bekerja sebagai Sound Engineer. Dan fotografi biasanya menjadi pengisi waktu disaat luang meskipun kadang-kadang kebablasan juga dengan yang namnya fotografi ini.

Sejak Kapan anda mendalami fotografi?

Saya memiliki kamera pertama di sekitar tahun 2008-2009, tepatnya saya kurang ingat, yang jelas waktu itu diberi oleh kakak saya, DSLR Nikon D90. Namun mulai mendalami fotografi tahun 2012 semenjak menemukan analog bekas Bapak saya di rumah

© Baskara Puraga

© Baskara Puraga

 

Jika kami lihat karya-karya anda lebih ke street photography, bisakah memberikan sedikit argument tentang karya-karya anda?

Saya kurang paham juga jika dikategorikan, memang kebanyakan foto saya lakukan di jalanan dan di ruang publik, meski sesekali memotret di ruang privat. Medium fotografi untuk saya pribadi sangat cocok untuk menggali “diri” lebih jauh, mencari jawaban-jawaban dari banyak pertanyaan yang ada di kepala saya, dan bagaimana menyampaikannya ke publik yang lebih luas.

Siapa fotografer yang sangat menginspirasi karya-karya anda ?

Daido Moriyama, Nobuyoshi Araki, Klavdij Sluban, Arthur Bondar, Mario Giacomelli, Sergio Larrain, dan masih banyak lagi hahahaha…

© Baskara Puraga

© Baskara Puraga

Selain aktif mengunggah karya-karya anda di media sosial anda juga produktif membuat photozine , apa sebenarnya  photozine itu?
Photozine menurut saya adalah versi “ringkas” jika dibandingkan dengan photobook. Photozine adalah salah satu penyaluran hasrat berkarya saya dan beberapa teman lainya untuk membuat sesuatu yang sifatnya fisik, Karena selalu ada perasaan berbeda saat menikmati karya dalam bentuk fisik.
Berapa photozine yang sudah anda buat, dan bisakah sebutkan judul dan sedikit sinopsis dari karya-karya tersebut?

Pseudo mind, A Momentary Lapse of (t) Reason, When The Sun Don’t Shine, dan Avaritia. Cukup panjang jika dibahas satu-satu, yang jelas kesamaan dari karya ini biasanya berupa kegelisahan pribadi akan pertanyaan-pertanyaan yang terus berkecamuk di kepala saya sendiri, rasa sepi dan rindu, dan bagaimana saya sebagai “pengamat” dalam hiruk pikuk dunia perkotaan dan kesehariannya.

© Baskara Puraga

© Baskara Puraga

Yang kami ketahui anda adalah member dari fotoemperan, bisakah ceritakan apa fotoemperan itu dan siapa founder dari fotoemperan ?

Fotoemperan adlah group kolektif fotografer, yang sampai saat ini masih sering berkumpul dan ngopi bareng. Kita belajar, Saling mengisi, dan tumbuh bersama sambil terus melakukan eksperimen, pembelajaran, pameran, dan hal lainya.

Apa visi dan misi kedepanya dari fotoemperan?

 

Fotoemperan ingin terus hadir di dunia fotografi, khusunya di indonesia untuk terus berkarya, bersilaturahmi, dan saling belajar dari teman-teman lainya yang juga menggunakan fotografi sebagai medium-nya.

Dan untuk founder nya yang jelas tidak satu, beberapa diantaranya adalah Tomi Saputra, Agung Rahmat Umbara, Ariq Rahadian, Arifan Sudaryanto, dll.

Menurut anda kriteria foto street yang bagus itu yang bagaimana?

Pertanyanya susah menjawabnya, yang jelas saya menyukai semua foto apapun yang memiliki kedalaman makna dan menimbulkan pertanyaan setelah melihatnya.

© Baskara Puraga

© Baskara Puraga

Selama anda mendalami fotografi, apa saja prestasi dan penghargaan yang sudah pernah anda dapatkan?
Saya kurang aktif dalam mencari penghargaan tampaknya hahaha, paling beberapa kali melakukan pameran, dan pernah juga karyanya di pamerkan di Vietnam, Malaysia, dan Jakarta. Selebihnya saya lebih tertarik belajar, Saya pernah mengikuti workshop yang di adakan Pannafoto institute dan Workshop fotografi bersama Klavdij Sluban.
Adakah beberapa tips untuk teman-teman yang mungkin mau atau sedang mendalami street photography khususnya di indonesia?
Selalu perhatikan detail, cobalah memotret layaknya anak kecil yang diberi kamera, tidak usah terlalu dipikirkan ingin membuat foto seperti apa, lebih mengalir dan jujur saja
 Instagram: @agareds – www.baskarapuraga.com 
 
OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Interview, Street photography,

Street Photographer Interview : Udatommo

Tomi Saputra atau akrab di panggil udatommo lahir di Lintau, provinsi Sumatera Barat pada 1 January 1990, pada masa kecilnya sangat berminat pada sastra, ketika memasuki Sekolah Menengah Atas mulai mengenal fotografi pada tahun 2005 seiring dengan populernya teknologi kamera VGA pada telepon seluler symbian saat itu. Mulai serius mempelajari fotografi ketika mengenyam pendidikan Desain Komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung pada tahun 2010.

Ia berhasil meraih penghargaan EyeEm Award 2016 / Finalist (Category : The Photojournalism) , karya yang terpilih pada event ini dipamerkan di Berlin, Jerman dan dibukukan pada buku tahunan event EyeEm Award 2016.

Sebelumnya silahkan perkenalkan diri uda, dan sedikit ceritakan tentang apa itu street photography dari sudut pandangan uda ?

Halo, perkenalkan nama saya Tomi Saputra lebih sering dipanggil Uda saja. Saat ini sedang menjadi desainer grafis untuk salah satu perusahaan swasta di kota Bandung dan sesekali juga mengambil jasa freelances fotografer maupun freelances desainer grafis.

Street photography menurut saya bagaikan puisi yang dirangkai dari kumpulan diksi di ruang publik, beragam cara penyampaiannya berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Mulai dari storytelling yang kuat mudah dimengerti, metafora yang mendalam bahkan syarat simbolis, atau foto-foto yang tidak bisa dimengerti dengan mudah, bahkan jika dilihat sepintas bagi sebagian orang ini hanyalah rangkaian kompisisi tanpa menyampaikan pesan tertentu.

Ini yang menjadi bagian menariknya menurut saya, setiap orang memiliki kebebasan merangkai diksi yang tepat sehingga menjadi kesatuan puisi yang sangat menarik untuk dinikmati. Bukan hanya tentang mendapatkan momen puncak, unik atau hal semacamnya. Menurut saya pandangan personal juga dibutuhkan sebagai modal dasar untuk mendapatkan hasil karya yang cukup berbeda. Sehingga beragam karya bermunculan dengan segala rupa kreativitasnya.

 © Udatommo

© Udatommo

Sejak kapan uda mulai mendalami fotografi ?

Saya menaruh minat besar pada fotografi mulai pada taun 2005/2006 ketika pertama kali melakukan pengambilan foto menggunakan kamera dari telepon seluler dengan teknologi kamera VGA, karena beberapa alasan kegiatan fotografi akhirnya terhenti. Kemudian pada tahun 2010 kebetulan mengeyam pendidikan Desain Komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung. Cinta lama yang bersemi kembali bersama fotografi kembali terpupuk seiring semakin bertambahnya ilmu yang didapat dari pendidikan di jurusan perkuliahan ini.

 © Udatommo

© Udatommo

Apakah uda hanya menggeluti street photography saja untuk saat ini? 

Untuk saat ini saya tidak terlalu mendisiplinkan diri pada suatu genre atau gaya pendekatan tertentu pada fotografi, karena dalam hemat saya ini bisa membatasi diri untuk menerima hal baru dan proses pembelajaran saya terhadap fotografi.

Bisakah sedikit ceritakan kenapa uda  tertarik dengan street photography ?

Jika alasan tertarik terhadap street photography karena ada tantangan yang tidak mudah, bagaimana bisa mendapatkan foto bagus tanpa adanya campur tangan untuk mengatur momen yang bakal mau difoto, semua terjadi sangat alami. Bercerita dengan spontan dari ruang publik dengan keterbatasan waktu pengambilan foto serta kompleksnya ruang lingkup kehidupan serta semua aspek yang ada.

 © Udatommo

© Udatommo

Siapakah street photographer yang menjadi inspirasi uda ?

Sangat banyak sekali yang menjadi inspirasi saya dalam berkarya, tidak cukup untuk dituliskan satu-persatu. Di awal belajar saya tertarik dengan karya-karya Henri Cartier-Bresson, tentunya beliau sangat mencuri perhatian banyak orang.

Alex Webb juga sempat menginspirasi saya dengan karakter layeringnya yang begitu kuat, perlu waktu lama bagi saya untuk bisa memahami dan belajar teknik ini.

© Udatommo

Vivian Maier juga saya suka, karyanya sangat kompleks serta latar belakang pekerjaan yang seakan jauh dari gambaran seorang seniman besar. Vivian Maier membuktikan bahwa siapapun bisa menghasilkan karya hebat jika dibarengi dengan dedikasi yang sepenuh hati.

© Udatommo

Joel Meyerowitz, menurut saya Joel orang jenius yang rendah hati. Punya pemikiran menarik tentang street photography. Karya Joel juga terlihat sangat kuat akan respon jalanan yang direkam, beragam hal diceritakan pada satu frame, bukan hanya suatu rutinitas berulang yang begitu membosankan.

Martin Parr, saya sangat tertarik pada project Last Resort. Suatu pemandangan berbeda dari suasana liburan yang ada pada gambaran orang kebanyakan. Dari sini saya lihat Martin Parr sangat peka terhadap situasi-situasi yang tidak lazim atau ironi pada kehidupan keseharian manusia. Karyanya cukup kritis tapi tidak terlalu sarkas, saya rasa tidak bakal mudah mendapatkan foto-foto menarik dengan gaya Martin Parr karena memotret pada suasana keramaian cukup sulit, apalagi dengan beragam pesan akan pemikiran kritis yang dituangkan.

Daido Moriyama, alasan pertama terinspirasi karena BW (read : Black and White) nya hahaha. Terlepas dari BW menurut saya Daido cukup acuh terhadap teknis-teknis baku pada fotografi, sehingga karyanya menjadi terlihat liar dan tidak mudah dipahami atau bahkan ditiru. Salut untuk idealisme dan determinasi yang sangat kuat bahkan sampai saat ini.

 

© Udatommo

© Udatommo

Di Indonesia saya terinspirasi oleh om Sam Bara dan om Chris Tuarissa. Dua orang ini punya karakter yang berbeda, saling mengisi dan tidak pelit dalam berbagi. Om Sam Bara memotivasi untuk selalu berkarya, om Chris Tuarissa berbagi dalam banyak hal bahkan kerendahan hati. Semoga beliau berdua sehat selalu dan tetap saling berbagi inspirasi.

Fotoemperan, menjelang akhir 2015 saya dipertemukan dengan orang-orang hebat ini. Rasa syukur yang amat mendalam karena bisa belajar, berkarya, membuat beragam event bersama-sama. Fotoemperan menjadi forum pertama bagi saya untuk selalu bersemangat berkarya dan berinovasi. Semoga Fotoemperan kompak selalu!!

Semua kawan di media sosial para pegiat street photography juga menjadi inspirasi tanpa henti. Tim MaklumFoto, Instastreetid, Indonesia Street Project, Indonesia On The Street. Aaaaah dan masih banyak lagi. Sepertinya saya murahan mudah terinspirasi dari banyak orang kwkwkkw

Jika di perhatikan karya-karya uda cenderung surealis dan lebih mengacu pada penggabungan antara street photography dengan fine art photography? bagaimana pendapat uda tentang hal itu?

Mengenai surealis awalnya saya tertarik ketika pertama kali dikenalkan dengan karya Salvador Dali oleh dosen yang mengajar pada mata kuliah Ilustrasi. Hal ini tentunya bukan tanpa alasan, karena bagi saya melakukan segala segala sesuatu dengan teratur itu begitu membosankan, membelenggu ide dari imajinasi yang bagi sebagian orang belum tentu bisa dimengerti. Terbukti ketika menggambar secara realis saya sangat tidak cukup bagus, mengenal konsep surealis membuat saya bersemangat untuk menuangkan hal-hal yang saya simpan pada ruang yang tidak mudah dimengerti tersebut.

Fine art photography? Saya tidak begitu mengharuskan untuk menjadi apa suatu karya nantinya ketika melalui proses penciptaan karya tersebut. Yang terpenting sangat menikmati prosesnya, jadi diri sendiri dan tidak mengejar berkarya untuk memuaskan orang lain. Apakah itu ketika pada pendekatan fotografi lainnya. So, apakah ini yang akhirnya orang mengatakan karya saya penggabungan surealis, street photography dan fine art photography. Saya tidak begitu mempedulikan hal tersebut. Hanya kebetulan saja beberapa tahun terakhir saya cukup banyak berkarya dengan pendekatan street photography

© Udatommo

Menurut uda kriteria seperti apa sajakah suatu foto street photography itu di katakan bagus ?

Bagi saya semua karya seni apapun itu tetaplah sama, hanya berbeda medium penyampaian pesan belaka. Karya yang baik itu bisa membuat orang ingin menikmati lebih lama meskipun tidak begitu mengerti.

Pada street photography tentunya bukan hanya mengejar momen puncak yang dianggap langka dan terkesan wah, tapi ada kandungan ‘sesuatu’ yang lebih mendalam untuk memberikan kenikmatan pada klimaks puncak yang tidak mudah terlupakan.

© Udatommo

Bagaimana pendapat uda tentang perkembangan street photography di indonesia ?

Belakangan saya lihat cukup bagus, banyak forum diskusi offline maupun online. Sayangnya masih mengutamakan kegiatan hunting foto bersama dibandingkan memperbanyak kegiatan diskusi. Masih harus banyak melihat referensi dari beragam sumber, sehingga tidak hanya mengejar apa yang terlihat bagus secara terlihat untuk mengejar banyak pujian saja.

Faktanya kita cukup ketinggalan dari Thailand, masih jarang nama-nama pelaku street photography Indonesia diajang kompetisi internasional. Namun tahun 2017 nama street photographers Indonesia mulai bermunculan dikancah International.

 

© Udatommo

© Udatommo

 

Jika boleh tahu, saat ini uda aktif dalam kegiatan atau forum street apa saja ?

Saat ini masih aktif sebagai admin di MaklumFoto meskipun belakangan kita kurang ada kegiatan. Menjadi pengurus di Indonesia Street Project pusat maupun di regional Jabar. Dan tentunya aktif bersama Fotoemperan.

Bagaimana pendapat uda jika ada yang mengatakan uda termasuk salah satu tokoh penggerak street di indonesia yang berpengaruh ?

Sangat berlebihan sekali, saya tidak merasa melakukan suatu hal besar dalam bentuk apapun. Hanya suka berbagi dengan sedikit ilmu yang dipelajari. Masih banyak orang yang berhak disematkan panggilan ‘tokoh’ tersebut. Saya masih bukanlah siapa-siapa. Baru belajar untuk berkarya pada jalur ini.

Saya merasa tidak layak

© Udatommo

Adakah beberapa tips untuk teman-teman yang mungkin mau atau sedang mendalami street photography khususnya di indonesia?

Selalu jadi anak kecil yang tidak tahu banyak hal, mudah tertarik akan hal baru sehingga melakukan apapun menjadi menyenangkan. Ignorance is bliss!

Kosongkan gelas kapanpun, dimana pun berada jika masih ingin menimba ilmu.

Rajin membaca dan jangan malas untuk browsing segala informasi.

Apapun itu teorinya, yang paling penting adalah banyak memotret. Praktek akan selalu menjadi pelajaran terbaik!

 © Udatommo

© Udatommo

 

Prestasi dan penghargaan 

Street Hunter.net The July 2017 Street Photography Contest Nominees

Nominated World Street Photography Photobook 5 (2017/2018)

Street Hunter.net The May 2017 Street Photography Contest Nominees

Nominated World Street Photography Photobook 4 (2016/2017)

Nominated World Street Photography Photobook 3 (2015/2016)

 

Website & Media Social

Website :

https://udatommo.com/

Instagram :

https://www.instagram.com/udatommo/

https://www.instagram.com/ud4tommo/

https://www.instagram.com/fnd.it/

Flickr :

https://www.flickr.com/photos/udatommo/

 

EyeEm :

https://www.eyeem.com/u/udatommo