Browsing Tag

photographer interview

© Fresilia Vebriani
Artikel, Interview,

Photographer Interview : Fresilia Vebriani From Bandung

1 comment

Bisakah Anda memperkenalkan diri anda?

Halo, nama saya Fresiliave, orang-orang juga mengenal saya sebagai Pecil. Saya lahir di Bandung tetapi sekarang tinggal di Jakarta. Dan saya belajar komunikasi di Universitas Padjadjaran. Saya suka puisi tetapi tidak bisa membuat puisi itu sebabnya saya mengambil gambar. Bagi saya, fotografi adalah cara saya melarikan diri dari kenyataan, karena kami hidup dalam kehidupan yang sama tetapi kami memiliki realitas yang berbeda.

Could you please introduce yourself?

Hello, my name is Fresiliave, people known me as Pecil as well. I was born in Bandung but now lived in Jakarta. And I was studied communication at Padjadjaran University. I love poetry but cannot make any of poetry that’s why i took a picture. For me, photography is the way i could escape from my reality, cause we live in the same life but we have difference reality.

 

Apa kenangan masa kecil Anda terhadap seni?

Saya tidak punya hal khusus tentang seni ketika saya masih muda. Saya hanya melakukan segala hal yang bisa membuat saya bahagia. Sesimpel itu.

What is your childhood memories towards the arts?

I don’t have any special thing about art when I was young. I just do every thing that could made me happy. As simple as that.

 

© Fresilia Vebriani

© Fresilia Vebriani

 

Apa yang pertama kali menarik Anda ke fotografi dan bagaimana Anda menemukannya?

Pertama kali saya mengenal fotografi, ketika saya masih di sekolah menengah. Sudah hampir 11 tahun yang lalu. Saya tidak secara khusus memilih analog atau digital, saya hanya berjalan di toko buku tua di sekitar kota asal saya dan menemukan buku lomografi maka saya tidak tahu mengapa, dalam pikiran saya, “Saya ingin punya kamera dan mengambil beberapa gambar di sekitar saya.”

What first drew you to photography and how did you discover it?

When first time i knew about photography is when i was in high school. It’s almost 11 years ago. I dont specifically choose analog or digital, i just walking at old book store around my hometown and found a lomography book then i dont know why, in my thought only, “i want have a camera and took some picture around me”

 

Apa yang membuat fotografi begitu spesial untuk Anda?

Fotografi memberi saya ruang untuk saya dan diri saya sendiri. Fotografi membantu saya menemukan sudut pandang lain dari dunia ini. Atau setidaknya aku bisa menemukan sesuatu yang indah dalam sesuatu yang berantakan.

What makes photography so special for you?

Photography give me space for me and myself. Help me found another point of view from this world. Or at least I could found beautiful thing in a mess.

 

© Fresilia Vebriani

© Fresilia Vebriani

 

Kenapa lebih memilih fotografi dibanding modeling karena kebanyakan wanita dengan penampilan menarik lebih suka menjadi model ketimbang fotografer, dan anda kami lihat berpenampilan menarik dan layak menjadi model?

Saya pikir orang akan memilih sesuatu yang bisa memenuhi ego mereka, gairah hidup mereka, dan juga jiwa mereka. Dan bagi saya, fotografi adalah jawabannya.

Why choose photography rather than modeling, because most women with attractive appearance prefer to be a model rather than a photographer, and we see, you look attractive and deserve to be a model?

I think people would choose something could fulfill their egos, their passions, and also their soul. And for me, photography is the answer.

 

Bagaimana Perkembangan fotografi di tempat anda tinggal?

What is the development of photography in your place of residence?

I was came from Bandung, city with so many community. I dont know photography nowadays in my hometown, but i think it should be more easy find some information that you need than when i was first time learned about photography.

 

© Fresilia Vebriani

© Fresilia Vebriani

 

Apa perbedaan yang diciptakan fotografi dalam hidup Anda?

Sejujurnya, saya tidak tahu apa yang berubah dalam diri saya, karena fotografi sudah menjadi banalitas hidup saya dan sudah bertahun-tahun sekarang.

What difference does photography create in your life?

Honestly, i don’t know what is changed in myself, because photography already become banality of my life and it’s already year by year now.

 

Bagaimana Anda tahu ketika sesuatu, seseorang, atau beberapa tempat layak untuk difoto?

Biasanya saya mengambil momen berdasarkan warna. Kadang-kadang saya tidak tahu mengapa saya mengambil foto itu, kadang-kadang saya merasa itu sesuatu yang baik atau saya suka saat ini. Tapi kebanyakan saya mengambil foto secara acak. Fotografi adalah cara saya untuk melarikan diri jadi saya tidak ingin terlalu banyak berpikir. Saya ingin menikmati waktu saya dengan menekan tombol rana saya. Dan saya tidak pernah berpikir tentang saya ingin membuat sesuatu yang besar dengan semua foto saya. Tidak. Semua yang saya inginkan itu pribadi untuk saya. Tetapi jika seseorang di luar sana menyukai pekerjaan saya, saya akan merasa senang mendengarnya.

How do you know when something, someone, or some place is worth shooting?

Usually i took moment based on the color. Sometime i dont know why i took that picture, sometime I just feel it’s something nice or i like the moment. But mostly i took picture randomly. Photography is my way for escape so i dont want to overthink. I want to enjoy my time with push my shutter button. And i never think about i want to make something big with all my photos. No. All i want it’s personal for me. But if somebody out there like my work i would be feel greatful to hear that.

 

Bagaimana Anda mendeskripsikan koneksi Anda dengan subjek Anda?

Sebagian besar foto yang saya ambil tidak bercerita tentang objek tetapi lebih tentang deskripsi saya tentang dunia melalui fotografi. tapi terkadang saya juga mengambil cerita dari benda yang saya foto.

How do you describe your connection with your subject matter?

Most of the photos I take do not tell stories about the object but it more about my description of the world through photography. but sometimes I also take stories from objects that I photograph.

 

Kamera yang anda gunakan? Dan kenapa lebih suka kamera analog dibanding digital?

Saya menggunakan Leica M3. Hmmmmmm. Sebenarnya itu karena sejak awal saya menggunakan kamera analog kemudian jatuh cinta dengan hasilnya dan juga merasa sangat bersyukur karena saya bisa bertemu dengan begitu banyak orang baik dan mereka menjadi teman saya.

Which camera do you use? And why do you prefer analog cameras than digital?

I used Leica M3. Hmmmmmm. Actually it because from the begining i was used analog camera then fallen in loved with the result and also felt so greatful because i could met so many good peoples and they’re became my friend.

 

© Fresilia Vebriani

© Fresilia Vebriani

 

Satu hal yang selalu Anda ingat selama mengerjakan proyek fotografi?

Konsistensi. Begitu banyak orang mengatakan yang paling penting hanya lakukan saja. Tetapi bagi saya adalah konsistensi, tidak akan ada proyek foto jika Anda tidak pernah konsisten untuk mengerjakannya sampai selesai.

One thing you always remember while working on a photography project?

Consistency. So many people said about the most important is just do it. But for me consistency is, there is no project photo if you never consistent to work on it until it’s done.

 

Fotografer mana yang menginspirasi Anda?

Duane Michals, Vivian Maier, Isao Nishiyama, Hamada Hideaki.

Which photographers inspire you?

Duane Michals, Vivian Maier, Isao Nishiyama, Hamada Hideaki.

 

Buku favorit anda tentang fotografi?

Saya sangat suka Album: The Portraits of Duane Michals, Duane Michals.

Your favorite book about photography?
I really love Album : The Portraits of Duane Michals, Duane Michals
Bagaimana menurut Anda teknologi mengilhami kreativitas dalam fotografi?
Saat ini kita mudah menemukan informasi, referensi apa pun. Ada begitu banyak platform. Anda dapat dengan mudah menemukan referensi dari sebuah posting atau Anda mudah membagikan karya Anda. Tetapi kadang-kadang saya memiliki pemikiran tentang teknologi jaman sekarang yang membunuh kreativitas. Saya tidak mengerti mengapa begitu banyak orang berpikir lebih penting untuk membuat sesuatu yang disukai orang-orang karena tren daripada mengeksplorasi sesuatu yang berbeda.
How do you think technology inspires creativity in photography?

Nowadays we just easily find any information, any reference. There so many platform. You can easy found reference from a posting or you can easily share your work. But sometimes i have a thought about nowaday technology kills the creativity. I don’t why so many people think it more important to make something people would likes because it on trending than explore something difference.

Pencapaian apa yang telah Anda dapatkan selama karier Anda dalam fotografi?
Saya tidak punya prestasi dalam fotografi. Tapi apa yang saya tahu dari ini saya bertemu banyak orang luar biasa, orang baik, dan saya merasa senang sekaligus berterima kasih. Selain itu sekarang saya punya buku.
What achievements have you gained during your career in photography ?

I dont have any achievement on photography. But what i know from this i met so many amazing peoples, good people, and i feel glad also greatful. Also now I have a book.

 

© Fresilia Vebriani

© Fresilia Vebriani

 

Bolehkah ceritakan tentang buku anda? dan latar belakang di cerita dibalik buku itu dan kenapa berjudul Moksa?

Moksa dibuat dari koleksi foto-foto lama saya, saya juga tidak menyangka bahwa koleksi foto ini akhirnya menjadi sebuah buku. Ada lokakarya yang diadakan oleh Bandung Photography Month dengan tema menyusun proyek dan cara membuat buku. Saya tertarik dan menghadiri lokakarya tersebut sampai selesai.

Saya mengambil judul moksa setelah membaca banyak buku dan kamus untuk mewakili ide dari koleksi foto saya. Proyek ini menceritakan tentang transisi saya ketika saya menahan perasaan marah, sedih, balas dendam, dan kecewa. sampai akhirnya saya menemukan bahwa semua itu tidak berguna. Mengapa terus menahan sesuatu untuk yang justru menyakiti kita. Dan hal terbaik dari semua ini adalah melepaskan semua itu. Lupakan orang-orang itu. Karena hukuman paling berat di dunia adalah dilupakan.

Saya tidak mengatakan bahwa moksa dalam buku saya seperti apa yang terjadi di Moksa asli. Saya mencoba membuat makna moksa baru dan itu bisa terjadi pada setiap orang dan berbagai bentuk. Ini adalah moksa yang saya alami dalam melepaskan masa lalu saya dan berfokus pada orang-orang di sekitar saya. Tapi mungkin orang lain akan berbeda. Setiap foto yang saya gunakan mewakili emosi saya saat itu.

Can you tell me about your book? and the story behind the book and why is it called Moksa?

Moksa was made from a collection of my old photographs, I also did not expected that this collection of photographs ended up being a book. There’s a workshop held by Bandung Photography Month with the theme of compiling projects and how to make a book. I got interested and attended the workshop until it was finished.

I took the title moksa after reading a lot of books and dictionaries to represent ideas from my collection of photographs. This project tells about my transition when i hold on into my feelings of anger, sadness, revenge, and disappointed. until finally I found that all of that was useless. Why keep holding back on things to something hurt us. And the best thing all of this is to let go of all that. Forget those people. Because the most severe punishment in the world is being forgotten. 

I’m not said that moksa in my book like what happened in real Moksa. I try to make a new meaning of moksa and that can happen in every person and different forms. This is the moksa that I experienced in releasing my past and focusing on the people around me. But maybe other people will be different. Every photo that I use represents my emotions at that time.

 

Tips untuk fotografer di luar sana?

Nikmati dengan prosesnya. Belajar satu per satu. Setelah Anda menemukannya, Anda tidak akan pernah mau berhenti.

Tips for photographers out there?
Enjoy with the process. Learn one by one. Once you found it, you’ll never want to stop.
Fresilia Vebriani

Fresilia Vebriani

Instagram : @unclearviews

© Algi Febri Sugita
Artikel, Interview,

Photographer Interview : Algi Febri Sugita – Bandung

no comment

Silahkan Anda memperkenalkan diri?
-Nama saya Algi Febri Sugita, Lahir di Bandung 21 tahun yang lalu. Humoris berkacamata suka memotret dan bermain musik.

Apa kenangan masa kecil Anda terhadap seni?
-Kenangan yang saya ingat adalah sewaktu saya beres di khitan saya sudah memegang kamera film auto pada saat itu. Saya memotret keluarga terdekat dan apapun, Lalu pergi ke tempat percetakan dahulu mencetak foto dengan cara di “Afdruk” dan menunggu beberapa hari hingga akhirnya jadilah foto-foto dalam wujud fisik.

 

© Algi Febri Sugita

© Algi Febri Sugita

 

Apa yang pertama kali menarik Anda ke fotografi dan bagaimana Anda menemukannya?
-Yang pertama kali menarik saya terjun ke dunia fotografi adalah pengaruh salah satu sahabat saya Desta Dani Syarif ( @dsdesta ). Pada awal tahun 2015 saya diajak olehnya untuk ikut dan aktif bergabung belajar bersama dengan komunitas fotografi menggunakan ponsel di Kota Bandung. Disana sering diadakan hunting dan sharing bareng. Dari situlah saya mulai kecanduan memotret apapun yang berada disekitar saya, Sebelum pada akhirnya saya belajar mengenai “Street Photography”.

Pertengahan 2015 saya mulai bergabung dengan Komunitas Street Photography di Kota Bandung yaitu “Bandoeng Photostreet Shooter” saya bertemu banyak orang-orang hebat yang membingbing saya mungkin tidak dapat saya sebutkan satu persatu namun salah satunya adalah Tirta Trinanda ( @tirtatrinanda ). Beliaulah yang banyak menjelaskan mengenai dunia fotografi kepada saya dari dulu bahkan hingga sekarang.

 

© Algi Febri Sugita

© Algi Febri Sugita

 

Apa yang membuat fotografi begitu spesial untuk Anda?
-Bagi saya pribadi fotografi bisa menjadi mesin waktu dikemudian hari mungkin umur kita akan habis dimakan waktu namun hasil karya yang telah kita buat melalui fotografi itu akan bisa dinikmati hingga generasi yang selanjutnya, Fotografi bagi saya sekaligus menjadi media untuk berbagi serta merekam kejadian dan bercerita apa yang saya lihat serta rasakan pada saat itu.

Bagaiman Perkembangan fotografi di tempat anda tinggal?
-Cukup berkembang pesat apalagi dizaman era digital seperti ini.

 

© Algi Febri Sugita

© Algi Febri Sugita

 

Apa perubahaan yang anda rasakan setelah anda mengenal dunia fotografi?
-Perubahan yang sangat terasa didalam diri saya semenjak mengenal dunia fotografi adalah kemanapun kapanpun dan dimanapun saya saat melihat sesuatu hal yang menurut saya menarik kini saya harus memotretnya hahaha serta saya banyak belajar mengenai perubahan diri seperti agar selalu ramah dan tersenyum serta menahan ego dan tidak cepat puas serta terus belajar mengenai fotografi.

Bagaimana Anda tahu ketika sesuatu, seseorang, atau beberapa tempat layak untuk difoto?
-Mungkin ini setiap orang akan berbeda namun saya pribadi prinsip yang saya gunakan adalah “Apa yang kamu rasa itu unik dan layak dibagikan potret aja dulu” terlepas itu dari teknik serta komposisi dll. Teman saya pun pernah berkata “Karena Fotografi itu adalah Rasa” jadi percaya pada insting dan banyak melihat hasil karya orang lain adalah kunci yang selalu saya pegang hingga sekarang.

 

 

© Algi Febri Sugita

© Algi Febri Sugita

 

 

Bagaimana Anda mendeskripsikan koneksi Anda dengan subjek Anda?
-Saya pribadi jika memang situasi nya memungkinkan untuk bisa berkomunikasi dengan subjek saya pasti lakukan itu minimal dengan pertanyaan serta obrolan ringan agar situasi lebih cair dan subjek pun tidak merasa terintimidasi saat saya memotret kegiatannya. Kadang dengan seperti ini kejutan-kejutan yang tidak terduga sebelumnya akan kita temukan dan Intinya bagaimanapun tatakrama bagi saya pribadi lebih diutamakan.

Kamera yang anda gunakan?
-Kamera pemberian ibu saya tercinta.

 

 

© Algi Febri Sugita

© Algi Febri Sugita

 

 

Satu hal yang selalu Anda ingat selama anda mengerjakan proyek fotografi?
-Bertemu banyak orang hebat dimanapun.

Fotografer mana yang menginspirasi Anda?
– Fotografer National Geographic yaitu Michael Yamashita, John Stanmeyer dan George Steinmetz.

 

© Algi Febri Sugita

© Algi Febri Sugita

 

Buku favorit anda tentang fotografi
-National Geographic, Kilas Balik Antarafoto dan Visual Literasi.

Bagaimana menurut Anda teknologi mengilhami kreativitas dalam fotografi?
-Menurut saya pribadi di zaman serba mudah seperti ini kita diberikan kemudahaan lebih dalam berkarya dan teknologi sebagai medianya yang terpenting adalah “Man Behind The Gun” siapa orang yang mengoprasikan teknologi itu sendiri dalam berkreativitas.

Pencapaian apa yang telah Anda dapatkan selama karier Anda dalam fotografi?
-Melihat kedua orang tua saya pernah tersenyum dan bangga berkat fotografi saja sudah merupakan sebuah pencapaian luar biasa bagi saya dalam karier di dunia fotografi.

Ada tips untuk fotografer jalanan di luar sana?
-Banyak melihat karya photographer lain, jangan takut mencoba dan terus berlatih serta belajar.

 

 

Algi_febri_sugita

Instagram  @_algifs_
Website:  algifebrisugita.wordpress.com

Aizad Fadzli - dinprasetyo.com
Artikel, Interview, Street photography,

Photographer Interview : Aizad Fadzli

Silahkan Anda memperkenalkan diri?

Terima kasih di atas peluang yang diberikan. Perkenalkan, nama saya Aizad Fadzli Co-Founder ISP Collective – Invisible Street Photography dan Ex-admin FJM Street Photography Malaysia, Aktif di dalam scene street photography Malaysia hampir 5 tahun.

Apa kenangan masa kecil anda terhadap seni?

Sejak awal umur, pra sekolah dan sekolah rendah; seni visual telah ditekankan bagi mengaplikasikan kemahiran seni, mengespresiasi diri, mengaspresiasi seni bagi memperolehi pengalaman estetik dan menyampaikan idea melalui imaginasi dan kreativiti.  Seni yang dimaksudkan adalah seni lukisan dan saya cenderung untuk melukis pada tempoh ini. Boleh dikatakan aktiviti seni visual yang dilaksanakan semasa zaman kanak-kanak lebih menekankan proses dan luahan ekspresif.  Proses pembelajaran dan penguasaan kemahiran ini yang telah mempengaruhi persepsi, kreativiti dan sensitiviti terhadap keadaan sekeliling apabila dewasa.

 

© Aizad Fadzli

© Aizad Fadzli

 

Apa yang pertama kali menarik Anda ke fotografi dan bagaimana Anda menemukannya?

Pada tahun 2002, saya telah dihadiakan kamera dan sejak dari itu, saya akan mengambil apa sahaja yang menarik perhatian. Saya menginginan detik-detik itu dirakamkan secara kekal. Faktor utama berkemungkinan adalah dari pemerhatian. Apabila tiba di tempat baru, kita akan memerhati persekitaran dan melihat dengan cara yang berbeza. Bermula dari detik itu, saya memahami apa yang telah merakam gambar-gambar yang mempunyai mesej cerita, ekspresi dan emosi kerana ia mampu menghubungkan jiwa-jiwa manusia. Pengenalan kepada komuniti Street Photography Malaysia merupakan a little push in the right direction.

Apa yang membuat fotografi jalanan begitu spesial untuk Anda?

Bermula dengan landscapes photography, kemudiannya beralih kepada human interest dan kedua-dua ini berlaku dalam tempoh sekitar tiga tahun. Saya mula menyoal diri ini bukanlah apa yang saya mahukan. Sejak dari lima tahun lalu, saya menyelusuri streets dan ini yang akan saya lakukan seterusnya pada masa yang hadapan.

“What we see is not made of what we see, but of what we are.”  Fernando Pessoa

 

© Aizad Fadzli

© Aizad Fadzli

 

Bagaimana Perkembangan fotografi di tempat atau negara anda tinggal?

Senario perkembangan street photography di Malaysia tidak terlalu berbeza dengan senario di Indonesia. Seperti yang dinyatakan pada perbincangan bersama Maklumfoto mengenai Senario perkembangan street photography di Indonesia pada November 2017, komuniti-komuniti Street Photography disini perlu saling mempromosikan genre ini ke satu tahap yang lebih tinggi dan keluar dari tradisi kepompong keselesaan. Resolusi jangka panjang terhadap perancangan masa depan dan pengubahsuian pendekatan perlu mengikut kesesuaian semasa. Secara keseluruhannya, scene disini telah berkembang dengan pesat dengan kewujudan komuniti dan bilangan pengiat Street Photography yang semakin ramai.

 

© Aizad Fadzli

© Aizad Fadzli

Bagaimana Anda tahu ketika sesuatu, seseorang, atau beberapa tempat layak untuk difoto?

ia bergantung pada situasi dan kombinasi beberapa elemen untuk menghasilkan foto yang berkualiti dan kuat. Setiap scene mempunyai potensi yang tersendiri. Elemen utama dalam Street Photography adalah penceritaan dan decisive moment. Komposisi dan pencahayaan yang bersesuaian akan menjadikan penceritaan lebih menarik lagi.

Untuk menjadikan hasil karya lebih menarik dan efektif, kaedah Decisive Moment yang dipopularkan oleh Henry Cartier Bresson biasanya digunapakai sebagai panduan.  Decisive moment berarti rekaman dibuat tepat saat kemuncak  sesuatu happening atau scene dihadapan kita bersertadengan komposisi yang mantap. Peak moment + Form (Formal Element) Content (Penceritaan yang bermakna ) = Decisive Moment, tetapi Ia jarang berlaku. Dalam satu hari sekiranya anda memperoleh 100-200 foto yang dirakamkan, mungkin ada satu atau dua foto yang berkualiti dan kemungkinan tiada langsung.

Bagaimana Anda mendeskripsikan koneksi Anda dengan subjek Anda?

Secara jujur, saya tidak meluangkan terlalu banyak masa di satu-satu tempat. Saya kan meninggalkan scene tersebut setelah saya memperoleh foto yang diingini. Saya hampir tidak pernah mempunyai perbualan dengan subjek. Kebanyakan tidak perasan foto mereka diambil dan jika mereka perasan saya hanya melihat mereka dan memberikan senyuman. Senyuman membantu menenangkan keadaan.

Kamera yang anda gunakan?

Sony A6000, Sigma 19mm dan Fujifilm X100 Series, 28mm. Kebanyakkan orang berfikir mereka perlu memiliki peralatan kamera yang hebat untuk menghasilkan gambar yang hebat. Ini tidak benar, percayalah. Mereka berfikir bahawa apabila mereka menaik taraf kamera mereka ke sistem dan teknologi yang terkini, kualiti akan meningkat. Ini tidak benar, ia bermula dari fikiran yang memberitahu sebab gambar anda tidak hebat adalah kerana kamera anda tidak cukup baik. Ia berlaku kepada semua orang termasuk saya sendiri, apabila saya tidak berpuas hati dengan foto yang dihasilkan, saya selalu merasakan bahawa membeli kamera baru akan memberi inspirasi dan dapat menghasilkan foto yang  hebat. Secara fakta, ia tidak pernah berlaku.

Satu hal yang selalu Anda ingat di jalanan?

Apa yang ada di hadapan mata, telah tersedia. Tunggu dan moment tersebut pasti ada.

Fotografer mana yang menginspirasi Anda?

Matt Stuart: Humor

Mark Cohen: Closeness dan keunikkan style yang tersendiri

Siegfried Hansen: Gafik dan keunikkan style yang tersendiri

Alex Webb: Kesempurnaan

Martin Parr: Sosial kritik, humor dan irony)

Tavepong, Komposisi dan misteri

Vineet Vohra: Layering

Jesse Marlow: Lively

Pau Buscato Juxtaposition dan kreatviti

HCB: Komposisi dan klasik

Saul Leiter: Warna dan abstrak

dan banyak lagi

Buku favorit anda tentang fotografi?

Street Photography Now dan 100 Great Street Photographs

 

© Aizad Fadzli

© Aizad Fadzli

 

Bagaimana menurut Anda teknologi mengilhami kreativitas dalam fotografi?

Salah satu faktor yang memainkan peranan signifikan di dalam perkembangan kreativiti Street Photography adalah peranan penyampaian teknologi maklumat iaitu media sosial. Kewujudan platform media sosial seperti Facebook, Instagram dan yang lain-lain ini  memudahkan perkongsian dan mempercepatkan proses perkongsian di antara penggiat Street Photography. Media sosial menyediakan ciri praktikal yang menyokong proses komunikasi dan memudahkan penggiat Street Photography untuk berinteraksi, berkolaborasi, perkongsian dan berkomunikasi secara langsung di antara satu sama lain.

Pencapaian apa yang telah Anda dapatkan selama karier Anda dalam fotografi?

Pencapaian yang terbaru adalah tersenarai sebagai Finalist SPi (Street photography International) Street Awards 2018, Finalist StreetFoto San Francisco Festival 2018 dan Editors Pick Lensculture Exposure Awards for Single Image, Editor Pick’s, 2018.

Ada tips untuk fotografer jalanan di luar sana?

Pelajari asas-asas fotografi dan kembangkan kemahiran memerhati anda. Ini boleh diperoleh dengan melihat foto dari curated group di flickr, collective. Keluar, hasilkan lebih banyak foto, jangan takut untuk melakukan kesilapan, nikmati setiap saat apabila anda keluar bersama dengan kamera anda. Yang paling penting adalah mengasilkan foto untuk diri anda sendiri dan bukannya untuk orang lain. Jangan biarkan penghargaan atau kritikan mengganggu matlamat anda.

Website : http://www.ispcollective.com

www.instagram.com/aizadfadzli/