Terimakasih atas kesempatannya. Sebelumnya perkenalkan nama saya Dewangga Ewang Jasa Rahardian, saya bekerja di rumah makan Jepang milik kakak saya di Yogyakarta.
Sejak kapan anda mulai mengenal dunia fotografi? dan sudah berapa lama anda menggeluti dunia fotografi ?
Saya mengenal fotografi sejak tahun 2015 akhir, namun mulai serius mendalaminya mulai 2016. Sudah 3 tahun saya menggeluti hobi saya ini.
Kenapa memilih fotografi jalanan dan kenapa fotografi jalanan spesial bagi anda dan sejak kapan menggeluti fotografi jalanan?
Hmm… Pada awalnya saya cuma iseng-iseng mencoba dan hanya ikut-ikutan teman, namun lama-lama saya ketagihan mendalami fotografi jalanan karena pada dasarnya saya memang suka mengamati dinamika dan kegiatan orang-orang di ruang publik, sehingga hal itu membuat saya lebih peka menangkap fenomena di jalanan untuk dijadikan saksi dan bukti perkembangan kota tempat saya tinggal, yaitu Yogyakarta. Saya mendalami fotografi jalanan sejak pertengahan 2016. Pokoknya, fotografi jalanan itu asyik broh!.
Kami perhatikan karya-karya anda lebih banyak mengandalkan decisive moment atau moment puncak, bagaimana menurut anda ?
Menurut saya, memang moment puncak atau decisive moment itu seperti kita memakan sebuah bakso yang berisi cabai, tidak selalu terlihat enak dan mulus namun ada kejutan saat kita nikmati.
Kami lihat anda juga membuat akun lain selain akun instagram utama anda @aggnawed, dan disitu kami dapati foto-foto selain fotografi jalanan, apakah anda sedang observasi atau sedang ada hal lain yang membuat anda ingin mencoba jenis fotografi lain?
Saya memang memiliki beberapa akun lain, ada yang untuk mengikuti beberapa kontes foto di Instagram hingga ada akun yang akan saya siapkan untuk beberapa projek saya, karena saya ingin lebih mengembangkan fotografi saya.
Siapa fotografer yang menginspirasi karya-karya anda ?
Hingga saat ini karya-karya dari Tavepoong, Vneet Vohra, Chris Tuarissa, dan om Sambara, selalu membuat saya merinding, namun kalau untuk inspirasi, saya bisa mendapatkannya dari mana saja termasuk dari karya teman-teman semua.
Buku foto favorit saya “Unpublished” dari Kompas. Dan beberapa buku foto dari jurnalis Antara.
Prestasi apa saja yang sudah anda raih selama menggeluti dunia fotografi?
Prestasi saya yang paling berkesan saat mendapat medali dari kontes bulanan Hipa yang saat itu bertema “Children”, dan ada beberapa kontes foto lokal yang pernah saya menangkan.
Bagaimana menurut anda perkembangan fotografi di Indonesia khusunya fotografi jalanan?
Fotografi jalanan Indonesia bisa dibilang berkembang sangat pesat, hal itu dapat dilihat dari perbandingan jumlah fotografer jalanan yang saat ini semakin bertambah banyak dibandingkan awal-awal ketika saya belajar fotografi dahulu.
Adakah beberapa patah kata untuk penggiat fotografi jalanan di indonesia? dan apa harapan anda untuk seni fotografi di Indonesia khusunya fotografi jalanan?
Pesan saya, jangan cepat bosan dengan fotografi jalanan. Karena beda waktu, selalu beda moment di ruang publik, dan belajarlah untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Jangan hanya demi sebuah foto yang bagus dan indah kita sampai melupakan norma kesopanan, dan teruslah belajar, jangan terlalu mudah puas dengan karya yang penuh pujian, karena pujian adalah racun yg menghambat jika kita terlalu terlena dan tidak menjadikanya sebagai motivasi untuk berkembang.
Harapan saya fotografer Jalanan di Indonesia terus berkembang hingga masuk beberapa ajang bergengsi seperti Miami Street Photography Festival, dan saya harap banyak fotografer jalanan Indonesia bisa bmembuat pameran atau workshop di luar negeri.